Title : My life, My way...[Part IX]
Categories : Multichapter
Genre : Family – Angst
Rating : (Maybe) G
Theme song : Numb (normal, instrumen, and piano version) – Linkin Park
Author : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s] :
Categories : Multichapter
Genre : Family – Angst
Rating : (Maybe) G
Theme song : Numb (normal, instrumen, and piano version) – Linkin Park
Author : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s] :
- Yamada Ryosuke [Hey!Say!JUMP]
- Nakayama Yuma [NYC] (as Yamada Yuma)
- Yamada Umi (OC) – Yamada’s mother
- Yamada Touya (OC) – Yamada’s father
- Nishiuchi Mariya
Disclaimer!:Yamada
Umi dan Yamada Touya adalah tokoh fiktif, selebihnya, all Casts adalah tokoh
idola yang sudah terkenal dan saya pinjam untuk memerankan fanfic saya [Meski
tanpa izin. LOL]. Ide cerita hanyalah fiktif/khayalan author belaka. Jika
terdapat kesaaman latar, waktu maupun jalan cerita, maka itu merupakan
ketidaksengajaan [Banyak orang di dunia ini yang memiliki cerita yang sama] .
Alasan lain, author [mungkin] memang [sengaja] mengambil sedikit inspirasi dari
cerita anda [lol]. Terakhir, jika anda menemukan ketidakjelasan di awal, di
tengah, atau di akhir cerita [singkatnya: kalo ceritanya gaje], itu hanya salah
satu aspek ke’amatir’an author [mafhum, masih belajar].
After all, happy reading,
minna [guys]! ^^
***
Aku memutuskan untuk
mendatangi Rumah Sakit tempat Tou-chan dan Nii-chan bertugas. Sudah empat hari
ini aku tidak melihat Nii-chan di rumah. Apa pekerjaannya begitu padat sehingga
ia sampai tidak bisa pulang?
Hap..
Kulangkahkan kakiku,
menaiki bus yang sedari tadi aku tunggu. Setelah menemukan tempat duduk yang
kosong, aku segera menempatinya.
Sedetik kemudian aku melihat
seorang wanita sedang mencari tempat duduk, tapi semua kursi sudah ada yang
menempati.
Aku segera berdiri, dan memberikan
tempat dudukku padanya.
“Obasan (Bibi)... Douzo
(silahkan), duduk saja disini..”tawaranku disambut dengan senyumanya.
“Arigatou...”
Aku balas tersenyum.
Bibi itu sedang menggendong
anaknya yang masih bayi. Terlihat sekali ia menggendong dan mendekap anaknya
dengan penuh kasih sayang. Sejenak aku teringat pada Kaa-chan. Apa Kaa-chan
menggendongku seperti itu ketika aku masih bayi?
***
Setibanya di Rumah Sakit,
aku langsung menuju bagian informasi.
“Sumimasen (permisi). Apa anda
bisa memberitahuku dimana ruangan Yamada-sensei(dokter)?” (yang dimaksud adalah
Yamada Touya dan Yamada Yuma)
“Hai, Yamada-sensei bertugas
di ruangan sebelah sana” wanita itu menunjuk ke sebelah kanan. “Demo (tapi),
Yamada-sensei sedang menerima tamu, mungkin anda bisa menunggunya di sebelah
sana.” Kali ini ia menunjuk ke kursi di belakangku.
“Ah, sou ka (Oh, begitu). Bagaimana
dengan Yamada Yuma, apa sekarang dia sedang bertugas?”
“Yuma sensei (Dokter Yuma)?
Sejak lima hari yang lalu ia dirawat.”
“He? Naze (kenapa,
bagaimana)?”
“Kondisi jantungnya mendadak
tidak stabil. Kondisi kesehatannya menurun sangat drastis.”
“Dimana dia sekarang?”
Tanpa basa-basi lagi aku
segera menuju ruangan yang ditunjukkan resepsonis itu. Aku berhenti di suatu
ruangan. Perlahan aku mengintip dari jendela kecil yang terpasang di pintu.
Nii-chan...
Ia benar-benar sedang
sakit. Tapi Kaa-chan dan Tou-chan tidak memberitahuku.
“Nani yatetta no (sedang
apa kau)?”sebuah suara datang dari belakangku.
“Kaa-chan..”
Tanpa mempedulikanku,
Kaa-chan membuka pintu dan segera masuk ke kamar rawat Nii-chan. Aku
mengikutinya.
“Kaa-chan... Nii-chan...
kenapa?”aku berusaha bertanya meski agak ragu.
“Apa kau perlu tahu?”Kaa-chan
menjawab sambil merapikan buah-buahan di atas meja, tanpa melihatku – seperti
biasa.
“Kaa-chan, onegai
(tolong)... Kenapa Nii-chan? Sejak kapan ia seperti ini?”
“Kaa-chan pikir kamu lebih
peduli dengan pertandinganmu.. untuk apa menanyakan Kakakmu..”
Ini, apa karena ini
Tou-chan dan Kaa-chan tidak datang di pertandinganku?
“Iie (tidak).. bukan
begitu.. Hari itu Nii-chan bilang padaku ia akan menangani operasi pasiennya.
Aku, tidak tahu.. Hontou ni wakaranai (sungguh tidak tahu)...”nada bicaraku
memelan, hampir tak terdengar. Aku membungkukkan badan meminta maaf.
Cklek..
Seseorang membuka pintu..
“Tou-chan...”
“Heh, kau disini...”
Apa ini? Kehadiranku bahkan
tidak diharapkan disini.
Sejenak Tou-chan
membisikkan sesuatu pada Kaa-chan. Kemudian mereka meninggalkan kamar
itu.
“Kami pergi sebentar. Jaga
Yuma. Jangan membuat onar..” pesan Tou-chan.
Heh? Apa aku se-pembuat
onar- itu?
Aku memperhatikan Nii-chan
yang terbaring lemah dengan alat bantu pernafasan di hidungnya. Aku berdiri
lebih dekat dengannya. Kusentuh tangannya, dingin.
“Nii-chan... Bangun... Gomen
ne (maaf)... Aku tidak tahu kau sakit...”
Tiba-tiba seseorang masuk
lagi ke ruangan. Seorang suster. Ia tersenyum padaku dan membungkukkan badannya
sedikit. Aku balas melakukan hal yang sama. Sekilas kulihat name-tag yang menggantung di
saku kiri bajunya. Nishiuchi Mariya. Nama suster itu.
Suster itu langsung menuju tempat
tidur Nii-chan. Dia memeriksa beberapa alat yang terpasang ke tubuh lemah Nii-chan.
Suster itu memegang pergelangan tangan Nii-chan – memeriksa denyut nadinya.
Suasana sepi. Aku terus
memperhatikan suster itu merawat Nii-chan.
“Ano...” aku angkat bicara.
“Emm..” suster itu
melirikku sebentar. Ia tak menjawab, tapi dari matanya ia seperti
mempersilahkan aku untuk berbicara.
“Apa yang terjadi dengan
Nii-chan?”
“Kau adik Yuma-sensei,kan?”
Aku mengangguk.
Suster itu terlihat
bingung, dahinya mengkerut.
“Bagaimana kau bisa tidak
tahu yang terjadi pada Kakakmu?”
“Ano.. Itu... waktu itu
Aku... ada suatu masalah, jadi aku tidak tahu Nii-chan sakit.”
“Sou ka (begitu)... kondisi
kesehatan Yuma-sensei menurun sejak dia mengoperasi pasiennya waktu itu. Dan sejak
itu, kondisi Yuma-sensei terus melemah. Sore ini ia akan menjalani operasi.”
“Operasi!!??” aku
terbelalak – kaget. “Sore ini??!”
Aku kembali melihat
Nii-chan yang terbaring lemah. Mataku berkaca-kaca. Seperti awan hitam yang
akan segera menurunkan hujan deras.
“Nii-chan...”
“Berdoalah untuk kesembuhan
Yuma-sensei. Operasi itu hanya satu usaha kami.”Suster itu kemudian pamit dan
keluar dari kamar Nii-chan.
“Nii-chan... Bangunlah...
Aku minta maaf...”
=To be Continued=
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please leave your comment, minna san... I really appreciate your respect ^^d
Tinggalkan komentar, jangan datang dan pergi tanpa jejak ^^d