Title : Take me back home~
Categories : Ficlet – Songfic
[?]
Genre : General – Kids –
AU [seperti itulah kira-kira]
Rating : [Maybe]
General
Theme Song : I’m with You –
Avril Lavigne
Author : Rizuki Yamazaki
a.k.a Zakiyah
Cast[s] :
- Yamada Ryosuke [Hey! Say! JUMP]
- Mana Ashida
Disclaimer! : All casts adalah tokoh idola yang saya pinjam untuk
memerankan fanfic saya [Meski tanpa izin >,<]. Ide cerita hanyalah
fiktif/khayalan penulis belaka. Jika terdapat kesamaan latar maupun jalan
cerita, maka itu merupakan ketidaksengajaan. Terakhir, jika anda menemukan
ketidakjelasan di awal, di tengah, atau di akhir cerita [singkatnya: kalo
ceritanya gaje], itu hanya salah satu aspek ke’amatir’an author [mafhum, masih
belajar]. After all, happy reading, minna san! ^^
Synopsis: “Kamu tidak boleh berbicara dengan orang yang tidak kamu
kenal,”
Sejenak kalimat nasihat dari ibunya terlintas lagi di benak Ashida.
Tapi, kalau seperti itu, ia tidak akan bisa pulang. Ashida hanya bisa berharap
bahwa laki-laki itu benar-benar akan mengantarkannya pulang – dengan selamat.
(^,^)
#Author’s POV
Matahari di langit kota Tokyo sudah mulai tergelincir ke ufuk Barat.
Sebentar lagi hari akan menampakkan sisi gelapnya. Orang-orang sibuk berjalan
dengan langkah cepat seperti sedang berlomba untuk segera sampai ke rumah
setelah seharian menghabiskan waktu di tempat kerja.
Di antara orang-orang yang berlalu lalang itu, tepatnya di atas jembatan
Inari yang melintasi sungai Shibuya, terdapatlah seorang gadis kecil – sekitar
empat tahunan, yang tampak sedang duduk sambil menekuk lututnya hingga menempel
ke dagunya. Kedua tangannya ia lingkarkan hingga memeluk kedua kakinya. Gadis itu
terisak dan melihat orang-orang di sekitarnya dengan tatapan takut. Sesekali tangan
kecilnya mengelap ingus yang mengucur dari kedua hidungnya. Tak ada seorangpun
yang melirik gadis itu – saking sibuknya dengan urusan masing-masing.
Gadis itu masih terisak dan tangisnya hampir saja meledak karena
hari sudah benar-benar gelap. Ditambah lagi petir yang terus menyambar dan kilatan
cahaya di langit yang membuat gadis itu semakin takut.
Tik~
Setetes air jatuh tepat di ujung hidung Ashida – nama gadis itu. Hujan...
Ashida baru saja akan memperbesar volume tangisannya ketika sesosok
laki-laki berumur tujuh belas tahunan tiba-tiba berjongkok di hadapannya.
“Daijoubu desuka, adik kecil? Apa kau tersesat?” sapa laki-laki
itu.
Sepertinya ia orang baik, pikir Ashida. Maka ia memutuskan untuk
menjawab pertanyaan laki-laki berambut coklat itu.
“Un,” Ashida mengangguk. “Aku tidak bisa pulang,” lirihnya.
“Dimana rumahmu?”
Ashida menggeleng, “Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu ini tempat
apa,”
“Hmm... Apa kau mengingat sesuatu yang berhubungan dengan rumahmu?
Alamat misalnya?”
Gadis itu kembali menggeleng.
Titik hujan yang jatuh dari langit sudah mulai deras. Laki-laki yang
sejak tadi berjongkok sambil mengorek informasi tentang gadis kecil itu segera beranjak
dan melepaskan jaket hitamnya. Ia menudungkan jaket itu pada Ashida dan
memberikan isyarat untuk mengambil tempat yang teduh. Ashida mengikuti langkah laki-laki
yang bertubuh tidak terlalu tinggi itu dan berhenti di depan suatu kafe tak
jauh dari jembatan tempatnya semula.
“Begini saja, karena hari sudah malam, dan hujannya semakin deras.
Aku akan mengantarmu pulang. Ibumu pasti khawatir,” tawar laki-laki berhidung
mancung itu pada Ashida. Sejenak Ashida terdiam – ragu.
“Memangnya Oniisan tahu rumahku?”
“Tentu saja tidak. Tapi aku akan mencari tahu,” jawab laki-laki itu
mantap sembari menyunggingkan senyuman. Sedetik kemudian ia mengeluarkan payung
lipat dari tasnya. “Pakailah jaket itu,” instruksinya pada Ashida. Lagi-lagi
Ashida menurut. Ia tak punya pilihan lain selain menuruti apa yang dikatakan laki-laki
di hadapannya itu.
“Kamu tidak boleh berbicara dengan orang yang tidak kamu
kenal,”
Sejenak kalimat nasihat dari ibunya terlintas lagi di benak Ashida.
Tapi, kalau seperti itu, ia tidak akan bisa pulang. Ashida hanya bisa berharap
bahwa laki-laki itu benar-benar akan mengantarkannya pulang – dengan selamat.
“Naiklah,” tiba-tiba sosok itu sudah berjongkok lagi memunggungi
Ashida.
“Eh,” Ashida tak segera melakukan instruksi itu. Ia tampak ragu
lagi.
“Ayo, cepat naik ke punggungku agar aku bisa cepat mengantarmu
pulang,”
Akhirnya Ashida menurut dan segera menempelkan tubuhnya di punggung
kekar laki-laki itu. Dengan menggendong Ashida, laki-laki yang masih memakai
seragam sekolah itu pun akhirnya berjalan menyusuri trotoar sekitar perempatan
Shibuya. Lagi-lagi Ashida berpikir bahwa yang bersamanya itu adalah orang baik.
Jika tidak, ia tidak mungkin mau repot-repot mengantarnya pulang,
menggendongnya sambil terus memegangi payung dan tasnya sendiri.
“Oya, adik kecil, siapa namamu?”
“Mana Ashida,” Ashida menjawab tanpa ragu lagi.
“Aku akan terus berjalan hingga kau menemukan petunjuk yang mengarah
ke rumahmu. Aku yakin kau pasti ingat sesuatu, bagaimana?”
Walaupun ragu, akhirnya Ashida mengiyakan tawaran itu. Ia terus
mempertahankan tangannya melingkar di sekitar leher laki-laki yang tak
dikenalnya. Sekelebat Ashida menghirup wangi sesuatu yang enak – sepertinya
wangi parfum. Tidak tahu kenapa, Ashida merasa nyaman dan aman sekali bersama
laki-laki itu.
Sekitar dua puluh menit dari waktu mereka berjalan, Ashida melirik sesuatu
di perempatan jalan. “Oniisan,” teriaknya tiba-tiba.
“Hai,” jawabnya. Laki-laki itu kontan menghentikan
langkahnya. “Ada apa?”
“Ituuu...” Ashida menunjuk ke sebuah neon box yang terpajang
di atas pintu sebuah toko kue. “Sore wa... toko kue yang selalu aku
lewati ketika pulang sekolah dengan Okaasan,”
“Benarkah? Kalau begitu rumahmu ke arah sana ya?” laki-laki baik
hati itu pun segera menuju perempatan dan kembali menyusuri trotoar agar gadis
cilik di gendongannya itu dapat menemukan petunjuk lain yang mengarah ke
rumahnya.
“Oniisan,” Ashida kembali memanggil sosok yang masih
menggendongnya dengan gagah. “Sepertinya gedung itu, coba lebih mendekat ke gedung
itu,”
“Ah, baiklah,”
Setelah tiba di
gedung yang dimaksud, Ashida terdiam sejenak dan mengitarkan pandangannya. Malam
yang gelap membuat ia susah mengenali lingkungannya. “Itu dia Oniisan.
Itu rumahku,” gadis itu menunjuk ke bangunan bergaya modern bercat cream
di seberang jalan.
“Ah, baguslah
kalau begitu,” laki-laki yang masih mempertahankan posisi Ashida di punggungnya
itu segera menyebrang menuju rumah yang dimaksud.
Entah
keajaiban, entah apa, tapi hujan tiba-tiba berhenti ketika Ashida turun dari
gendongan laki-laki yang telah menolongnya itu. Ia segera berlari ke arah
pintu. Bersamaan dengan itu seseorang tengah membuka pintu sehingga cahaya terang
dari dalam rumah cukup menerangi halaman rumah itu.
“Kaa-chan...”
teriak Ashida. Ia segera memeluk ibunya.
“Na-chan,
Kaa-chan baru saja akan mencarimu. Kamu dari mana?”
“Tadi Morisako-chan
dan yang lainnya mengajakku bermain, tapi kemudian kami terpisah dan aku
tersesat. Untung ada kakak itu yang membantuku pulang,” Ashida menunjuk pada
sosok yang masih berdiri di pintu pagar. Laki-laki itu tersenyum seraya
membungkukkan badannya – memberi salam.
“Ah, arigatou...”
ibunya Ashida membungkukkan badannya 45 derajat. Laki-laki itu hanya tersenyum
dan membalas singkat, “Dou ita,”
Setelah
mengembalikan jaket yang dipinjamkan pada Ashida tadi, ibu Ashida menawarkan
laki-laki itu untuk masuk dan menghangatkan diri ketika melihat bajunya delapan
puluh persen basah kuyup. Tapi ia menolak.
“Ayo, Na-chan
masuk dan ganti bajumu, nanti bisa masuk angin,” Ibu Ashida menggiring anaknya
itu ke dalam rumah.
“Eh, tunggu Kaa-chan,”
Ashida segera berbalik kembali ke arah pintu. “Oniisan!” panggilnya.
Yang dipanggil menoleh dan hanya menjawab “Ya,”
“Siapa namamu?”
Laki-laki itu
tersenyum simpul dan menjawab,
“Yamada Ryosuke
desu,” kemudian ia kembali membalikkan badan dan meneruskan
perjalanannya.
Ashida terus
menatap sosok itu hingga ia benar-benar hilang tertelan kegelapan malam.
“Yamada Ryosuke-kun...” Ashida tersenyum.
“Jika aku sudah
besar, aku ingin menjadi istrimu,”
(^,^)
I’m Standing on a bridge (Aku berdiri di jembatan)
I'm waitin in the dark (menunggu di kegelapan)
I thought that you'd be here by now (Aku harap kau ada disini)
There's nothing but the rain (Hanya ada hujan)
No footsteps on the ground (Tak ada langkah kaki)
I'm listening but there's no sound (Aku mendengar tapi tak ada suara)
Isn't anyone tryin to find me? (Adakah yang mencariku?)
Won't someone come take me home (Akankah seseorang membawaku pulang)
It's a damn cold night (Malam yang dingin dan menyeramkan)
Wont you take me by the hand (Akankah kau mengulurkan tangan)
take me somewhere new (membawaku ke suatu tempat)
I don't know who you are (Aku tidak tahu siapa dirimu)
but I'm, I'm with you ... (Tapi aku, aku bersamamu)
I'm waitin in the dark (menunggu di kegelapan)
I thought that you'd be here by now (Aku harap kau ada disini)
There's nothing but the rain (Hanya ada hujan)
No footsteps on the ground (Tak ada langkah kaki)
I'm listening but there's no sound (Aku mendengar tapi tak ada suara)
Isn't anyone tryin to find me? (Adakah yang mencariku?)
Won't someone come take me home (Akankah seseorang membawaku pulang)
It's a damn cold night (Malam yang dingin dan menyeramkan)
Wont you take me by the hand (Akankah kau mengulurkan tangan)
take me somewhere new (membawaku ke suatu tempat)
I don't know who you are (Aku tidak tahu siapa dirimu)
but I'm, I'm with you ... (Tapi aku, aku bersamamu)
=The End=
Glosarium:
Daijoubu desuka?:
Tidak apa-apa? / Baik-baik saja?
Un: Iya
Oniisan: Kakak
laki-laki
Hai: Iya
Sore wa: Itu
Okaasan,
Kaa-chan: Ibu
-chan: akhiran
di belakang nama, digunakan kepada anak kecil/remaja wanita yang lebih
junior/muda dari yang memanggil. Panggilan ini sering juga disandingkan dengan
nama artis idola (laki-laki/perempuan) dengan maksud akrab/kasih sayang.
Arigatou:
Terimakasih
Dou ita:
Kependekan dari dou itashimashita, sama-sama
-kun: akhiran di belakang nama,
biasanya ditujukan kepada anak kecil/remaja laki-laki yang lebih junior/muda
dari yang memanggil. Sering juga digunakan oleh wanita kepada laki-laki dewasa
yang mempunyai kedekatan emosi (biasanya pasangan) atau sudah mengenal
lama/akrab.
hahahha manis banget :)
BalasHapusenaknya jadi ashida ^^
Ryosuke kun berwibawa sangat disini,
hehe iya~ beruntungnya Ashida :D
BalasHapusreader yg lain byk komen ke klmat terakhir Ashida, katanya lucu #haa, padahal ini bukan genre komedi >,<
iya, kak.. cool bgt kayaknya~ :D
Hy, salam kenal, saya gita. nyasar kesini pas lagi nyari2 fotox yamada :)
BalasHapusFFx bagus, sayang pendek banget yah ^^
Bakalan ada lanjutannya gak nih pas si ashida udah gede?
Oya ngomong2 klo punya waktu mampir donk ke blog saya, di blog ini juga lagi nyari author nih siapa tau aja kamu minat ^^ http://clubfanfiction.wordpress.com/
Hy juga. Asy-chan disini ^^
Hapus*aku udah add fb nya dan follow blog nya, di follow back ya :)
hehe~ iya, emang pendek banget, ficlet. dan sedikit ngegantung -,-
udah ada temen yang request lanjutannya, cuma sampai saat ini masih hanya dikonsep, belum diproses hehe. Ditunggu aja ^^
emh... disitu FF korea aja ya? gak ada Jepang?