To make easy, Click the categories that you want to see^^

Sabtu, 26 Mei 2012

[Fanfiction] My life, My way...*Part IV* {Indonesian Version}


Title         : My life, My way...[Part IV]
Categories    : Multichapter
Genre         :
Family – Angst
Rating        : (Maybe) G
Theme song    :
Numb (normal, instrumen, and piano version) – Linkin Park
Author        : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s]       :
  1. Yamada Ryosuke [Hey!Say!JUMP]
  2. Nakayama Yuma [NYC] (as Yamada Yuma)
  3. Yamada Umi (OC) – Yamada’s mother
  4. Yamada Touya (OC) – Yamada’s father
  5. Nakajima Yuto, Yabu Kota, Chinen Yuri [Hey!Say!JUMP]
  6. Jhonny Kitagawa  
  7. Mungkin akan ada beberapa casts yang tidak tersebutkan disini. 
Disclaimer!:Yamada Umi dan Yamada Touya adalah tokoh fiktif, selebihnya, all Casts adalah tokoh idola yang sudah terkenal dan saya pinjam untuk memerankan fanfic saya [Meski tanpa izin. LOL]. Ide cerita hanyalah fiktif/khayalan author belaka. Jika terdapat kesaaman latar, waktu maupun jalan cerita, maka itu merupakan ketidaksengajaan [Banyak orang di dunia ini yang memiliki cerita yang sama] . Alasan lain, author [mungkin] memang [sengaja] mengambil sedikit inspirasi dari cerita anda [lol]. Terakhir, jika anda menemukan ketidakjelasan di awal, di tengah, atau di akhir cerita [singkatnya: kalo ceritanya gaje], itu hanya salah satu aspek ke’amatir’an author [mafhum, masih belajar].
After all, happy reading, minna [guys]! ^^

***
[sebulan kemudian]

Aku sudah selesai dengan ujian sekolahku, meskipun aku tak berharap banyak, kali ini aku yakin aku akan menorehkan prestasi di sekolah.
Pertandingan demi pertandingan pun telah aku lewati dengan timku. Touba akhirnya berhasil lolos ke final.
Inilah babak penentuan!
Siapa yang terbaik. Touba, atau Kyoto Team.
Aku semakin berantusias. 
Aku memandangi dua tiket VIP yang baru saja aku beli. Untuk Kaa-chan dan Tou-chan. Nii-chan sudah meminta maaf sebelumnya bahwa ia tidak bisa datang karena ia harus berada di rumah sakit untuk menangangi operasi seorang pasiennya.
Sejenak aku ragu...
Apa sebaiknya aku meminta mereka datang atau tidak?
Tapi, jujur... aku ingin sekali mereka menyaksikan pertandinganku.
Sekali saja.
***

Srettt...

Aku membuka pintu kamar Kaa-chan perlahan.
“Shitsurei shimasu...(maafkan kelancanganku)”bisikku.
Kaa-chan dan Tou-chan belum pulang, jadi aku memberanikan diri masuk ke kamar mereka, tepatnya – menyelinap.
Aku meletakkan tiket itu di atas meja, bersama catatan yang aku tulis untuk Kaa-chan dan Tou-chan.
Wah, kamar Kaa-chan terlihat asing sekali bagiku. Aku memang tak pernah memasuki ruangan ini. 

Brrmmm...

Hah? Suara mobil Tou-chan...
Aku bergegas keluar dan segera masuk ke kamarku.

Kaa-chan, Tou-chan..
Aku harap kalian bisa datang besok...
Aku ingin kalian menyaksikan kemenanganku...
Onegai...
-Ryosuke-

Itu pesanku untuk Kaa-chan dan Tou-chan.
Aku harap mereka mengerti dengan baik dan berkenan meluangkan waktu untuk menonton pertandinganku.

***

Riuh penonton menggema di Tokyo Basket-hall.
Kami masih berada di ruang ganti, mendengarkan pengarahan dari Kitagawa-san. Teman-temanku sangat serius memperhatikan.
Aku tak tahu mengapa, tapi pikiranku bercabang kali ini.
Aku terus bertanya-tanya apakah Kaa-chan dan Tou-chan akan datang...
“Ya, jadi begitu.. Wakarimasuka (mengerti)?”Kitagawa-san selesai memberikan wejangan kepada para anak buahnya.
“HAI... WAKARIMASUTA...(Ya, mengerti)!!” jawab mereka kompak, dan bersemangat.
“Yamada-kun, daijoubu desuka (Yamada, apa kau baik-baik saja)?”Kitagawa-san menyadarkan aku yang sedari tadi entah berada di alam mana.
“Eh? Hai.. daijoubu (Ya, tidak apa-apa)...”jawabku sigap – sebenarnya , agak ragu.
Sudah waktunya kami menuju lapangan. Seperti biasa, kami melakukan ritual do’a bersama untuk keberhasilan tim kami. Setelah itu, kami membentuk lingkaran dan meletakkan tangan saling bertumpuk dengan yang lain.
“Toubaaaa...” Kitagawa-san memimpin yel.
“GANBATTEEE (SEMANGAT)....!!” serempak kami bersorak sebagai penyemangat di awal pertandingan.
Kami berbaris rapi dan berjalan ke tengah lapangan.
Touba yang berkostum merah-hitam akan berhadapan dengan Kyoto Team yang berkostum biru-putih.
Di Kyoto Team itu ada satu orang yang aku kenal, Chinen Yuri. Anak yang tak lebih tinggi dariku, tapi kemampuannya sangat luar biasa. Sungguh, aku mengakuinya. Tapi hari ini, aku pasti akan mengalahkannya.
Pasti.
Segera kami bersiap di posisi masing-masing. Ketika hendak menuju ke tengah lapangan, sejenak aku menoleh ke arah kursi yang sudah aku siapkan untuk Kaa-chan dan Tou-chan.
Kosong.
Mereka tidak datang.  

=To be Continued=
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please leave your comment, minna san... I really appreciate your respect ^^d
Tinggalkan komentar, jangan datang dan pergi tanpa jejak ^^d

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...