Title : My life, My way...[Part IV]
Categories : Multichapter
Genre : Family – Angst
Rating : (Maybe) G
Theme song : Numb (normal, instrumen, and piano version) – Linkin Park
Author : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s] :
Categories : Multichapter
Genre : Family – Angst
Rating : (Maybe) G
Theme song : Numb (normal, instrumen, and piano version) – Linkin Park
Author : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s] :
- Yamada Ryosuke [Hey!Say!JUMP]
- Nakayama Yuma [NYC] (as Yamada Yuma)
- Yamada Umi (OC) – Yamada’s mother
- Yamada Touya (OC) – Yamada’s father
- Nakajima Yuto, Yabu Kota, Chinen Yuri [Hey!Say!JUMP]
- Jhonny Kitagawa
- Mungkin akan ada beberapa casts yang tidak tersebutkan disini.
Disclaimer!:Yamada
Umi dan Yamada Touya adalah tokoh fiktif, selebihnya, all Casts adalah tokoh
idola yang sudah terkenal dan saya pinjam untuk memerankan fanfic saya [Meski
tanpa izin. LOL]. Ide cerita hanyalah fiktif/khayalan author belaka. Jika
terdapat kesaaman latar, waktu maupun jalan cerita, maka itu merupakan
ketidaksengajaan [Banyak orang di dunia ini yang memiliki cerita yang sama] .
Alasan lain, author [mungkin] memang [sengaja] mengambil sedikit inspirasi dari
cerita anda [lol]. Terakhir, jika anda menemukan ketidakjelasan di awal, di
tengah, atau di akhir cerita [singkatnya: kalo ceritanya gaje], itu hanya salah
satu aspek ke’amatir’an author [mafhum, masih belajar].
After all, happy reading,
minna [guys]! ^^
***
[sebulan
kemudian]
Aku sudah selesai dengan
ujian sekolahku, meskipun aku tak berharap banyak, kali ini aku yakin aku akan
menorehkan prestasi di sekolah.
Pertandingan demi
pertandingan pun telah aku lewati dengan timku. Touba akhirnya berhasil lolos
ke final.
Inilah babak penentuan!
Siapa yang terbaik. Touba,
atau Kyoto Team.
Aku semakin berantusias.
Aku memandangi dua tiket VIP
yang baru saja aku beli. Untuk Kaa-chan dan Tou-chan. Nii-chan sudah meminta
maaf sebelumnya bahwa ia tidak bisa datang karena ia harus berada di rumah
sakit untuk menangangi operasi seorang pasiennya.
Sejenak aku ragu...
Apa sebaiknya aku meminta
mereka datang atau tidak?
Tapi, jujur... aku ingin
sekali mereka menyaksikan pertandinganku.
Sekali saja.
***
Srettt...
Aku membuka pintu kamar
Kaa-chan perlahan.
“Shitsurei
shimasu...(maafkan kelancanganku)”bisikku.
Kaa-chan dan Tou-chan belum
pulang, jadi aku memberanikan diri masuk ke kamar mereka, tepatnya –
menyelinap.
Aku meletakkan tiket itu di
atas meja, bersama catatan yang aku tulis untuk Kaa-chan dan Tou-chan.
Wah, kamar Kaa-chan
terlihat asing sekali bagiku. Aku memang tak pernah memasuki ruangan ini.
Brrmmm...
Hah? Suara mobil
Tou-chan...
Aku bergegas keluar dan
segera masuk ke kamarku.
Kaa-chan,
Tou-chan..
Aku harap
kalian bisa datang besok...
Aku ingin
kalian menyaksikan kemenanganku...
Onegai...
Onegai...
-Ryosuke-
Itu pesanku untuk Kaa-chan
dan Tou-chan.
Aku harap mereka mengerti
dengan baik dan berkenan meluangkan waktu untuk menonton pertandinganku.
***
Riuh penonton menggema di Tokyo
Basket-hall.
Kami masih berada di ruang
ganti, mendengarkan pengarahan dari Kitagawa-san. Teman-temanku sangat serius
memperhatikan.
Aku tak tahu mengapa, tapi
pikiranku bercabang kali ini.
Aku terus bertanya-tanya
apakah Kaa-chan dan Tou-chan akan datang...
“Ya, jadi begitu..
Wakarimasuka (mengerti)?”Kitagawa-san selesai memberikan wejangan kepada para
anak buahnya.
“HAI... WAKARIMASUTA...(Ya,
mengerti)!!” jawab mereka kompak, dan bersemangat.
“Yamada-kun, daijoubu
desuka (Yamada, apa kau baik-baik saja)?”Kitagawa-san menyadarkan aku yang
sedari tadi entah berada di alam mana.
“Eh? Hai.. daijoubu (Ya,
tidak apa-apa)...”jawabku sigap – sebenarnya , agak ragu.
Sudah waktunya kami menuju
lapangan. Seperti biasa, kami melakukan ritual do’a bersama untuk keberhasilan
tim kami. Setelah itu, kami membentuk lingkaran dan meletakkan tangan saling
bertumpuk dengan yang lain.
“Toubaaaa...” Kitagawa-san
memimpin yel.
“GANBATTEEE (SEMANGAT)....!!”
serempak kami bersorak sebagai penyemangat di awal pertandingan.
Kami berbaris rapi dan
berjalan ke tengah lapangan.
Touba yang berkostum merah-hitam
akan berhadapan dengan Kyoto Team yang berkostum biru-putih.
Di Kyoto Team itu ada satu
orang yang aku kenal, Chinen Yuri. Anak yang tak lebih tinggi dariku, tapi
kemampuannya sangat luar biasa. Sungguh, aku mengakuinya. Tapi hari ini, aku
pasti akan mengalahkannya.
Pasti.
Segera kami bersiap di
posisi masing-masing. Ketika hendak menuju ke tengah lapangan, sejenak aku
menoleh ke arah kursi yang sudah aku siapkan untuk Kaa-chan dan Tou-chan.
Kosong.
Mereka tidak datang.
=To be Continued=
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please leave your comment, minna san... I really appreciate your respect ^^d
Tinggalkan komentar, jangan datang dan pergi tanpa jejak ^^d