Title
: Fanatic! >o<
Categories : OneShot
Genre : Angst (Tragedy)- Crime – General
Rating : PG-15 – Teenager [mungkin]
Theme song : Paparazzi – Lady Gaga
Author : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s] :
Categories : OneShot
Genre : Angst (Tragedy)- Crime – General
Rating : PG-15 – Teenager [mungkin]
Theme song : Paparazzi – Lady Gaga
Author : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s] :
- All Hey!Say!JUMP members
- Shida Mirai
- Nishiuchi Mariya
- Johnny Kitagawa
- Cast yang satu ini rahasia
Disclaimer!
: All casts adalah tokoh idola yang saya pinjam untuk memerankan fanfic saya
[Meski tanpa izin >,<]. Ide cerita hanyalah fiktif/khayalan penulis
belaka. Jika terdapat kesamaan latar maupun jalan cerita, maka itu merupakan
ketidaksengajaan.
Note: Jika anda menemukan ketidakjelasan di awal, di tengah, atau di akhir cerita [singkatnya: kalo ceritanya gaje], itu hanya salah satu aspek ke’amatir’an author [mafhum, masih belajar]. After all, happy reading, minna san! ^^
Note: Jika anda menemukan ketidakjelasan di awal, di tengah, atau di akhir cerita [singkatnya: kalo ceritanya gaje], itu hanya salah satu aspek ke’amatir’an author [mafhum, masih belajar]. After all, happy reading, minna san! ^^
Synopsis:
Mempunyai penggemar adalah resiko seorang artis. Tapi, apa jadinya kalau memiliki
penggemar fanatik yang berani berbuat apa saja sampai membahayakan nyawa orang
lain? Itulah yang dialami Yamada Ryosuke. Bagaimana ia menghadapi ulah penggemar
fanatiknya itu? Dan berhasilkah Yamada menghentikan tindakan penggemarnya?
“Aku juga manusia
biasa,” nada bicaranya kini terdengar lebih tenang. “Aku punya kehidupan
sendiri di luar kesibukanku sebagai artis. Aku punya privasi dan aku berhak
untuk mendapatkan ketenangan...”
~(>,<)~
#Author’s
POV
.
~ I am
~~ Your
~~~ Biggest
fan
.
“Lagi??!!??” teriak Ryosuke – kaget. “Tapi, kenapa?”
suaranya kini terdengar melemah.
“Aku tidak tahu. Tumpukan surat itu bahkan sudah ada di
depan pintu sebelum para pegawai datang,” terang Kitagawa-san.
“Hhhh~,” Ryosuke masih menundukkan wajahnya. Tak percaya
pada seseorang yang tega mengirimkan surat-surat kaleng itu padanya. Bukan
sekedar surat dari fans untuk idolanya, tapi lebih tepat disebut surat ancaman!
Bagaimana tidak, Ryosuke merasa dirinya jadi tidak aman
dengan keberadaan orang yang sudah berkali-kali mengirimkan surat itu ke kantor
Johnny’s Entertainment. Isinya bukan hanya mengutarakan kekaguman dirinya pada
sosok Yamada Ryosuke, tapi juga mengungkapkan bahwa ia sudah menyiapkan
beberapa ‘surprise’ yang sama sekali takkan terduga oleh siapapun.
~(>,<)~
.
~ I’ll
~~ Follow you
~~~ Until you love me
.
“Ini gilaa!!” teriak Ryosuke kesal sambil mengacak-acak
rambutnya. Ia menunduk dengan menelungkupkan kedua tangan di kepalanya.
“Bagaimana bisa ia melakukan ini padaku? Ssshh~” Ryosuke semakin membenamkan
wajahnya di antara kedua kakinya yang ia tekuk sampai mengenai wajahnya.
Kesembilan temannya yang baru saja datang ke ruang latihan
itu heran melihat Ryosuke yang sedang duduk tertunduk di pojok ruangan. Daiki
menghampiri Ryosuke, “Ohayou,” sapanya seraya meletakkan tas selempangnya
di samping Ryosuke. Ryosuke mengangkat wajahnya pelan, “Ohayou,”
jawabnya lesu.
“Genki desuka, Ryo-chan?” Yuuri ikut
menghampiri kawannya yang terlihat kelabu pagi itu.
“Tidak terlalu baik,” jawabnya masih dengan nada oktaf
rendah.
“Apa masih masalah yang kemarin?” Ryu tak mau ketinggalan menggali
informasi tentang sahabatnya itu. Ryosuke tak menjawab, hanya memberi anggukan
kecil.
“Kali ini apa yang dilakukannya?” Kei juga tak mau kalah.
“Dia mengirimkan surat kaleng lagi,”
“Haa~ sungguh pantang menyerah, ck~” Hikaru berdecak
sendiri.
“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Orang seperti itu
hanya bisa menggertak,” Yabu sang leader nan bijaksana segera mencairkan
suasana yang sudah terasa semakin kaku. “Sebaiknya sekarang kita segera latihan
saja, ikou~”
“Hai, ikou,” kesembilan jejaka imut itu pun segera
menuju ke tengah ruangan. Ryu mundur lagi beberapa langkah melihat Ryosuke yang
masih belum beranjak dari posisinya semula.
“Ryo-chan, ikou~!” Ryu mengulurkan tangannya
ke arah Ryosuke. Ryosuke menyambut uluran tangan Ryu dan dengan tersenyum ia
pun beranjak bergabung dengan teman-temannya.
One~Two~Three~
Tap~Tap~Tap~
Musik mengalun, kesepuluh pemuda itu meliuk-liukkan tubuhnya
membentuk formasi dan gerakan dance yang sempurna sambil melantunkan lirik lagu
mereka.
~(>,<)~
.
~ Baby,
~~ there’s no other superstar
~~~ You know, that I’ll be
.
“Ryosuke,” sapa gadis
bersuara lembut itu dari seberang sana sesaat setelah Ryosuke mengangkat
teleponnya.
“Hai, doushite Mariya-chan?”
“Ada yang mengirimkan bangkai ayam ke rumahku,”
“Apa??!?” teriak Ryosuke kaget. “Ba... Bagaimana bisa?”
“Tidak tahu, orang itu juga mengirimkan surat yang berisi
ancaman. Dia bilang karena aku sudah lancang menjadi pasanganmu di cover
majalah, maka dia akan terus menerorku. Ryo-chan, aku takut.. Hiks,”
jelas Mariya panjang lebar – dia terisak.
Ryosuke tertegun mendengar penjelasan Mariya yang menyeramkan.
“Ah, aku minta kau tenang dulu Mariya-chan. Aku akan segera menemuimu,
hhmm?” Ryosuke berusaha menenangkan hati wanita di seberang teleponnya.
“Baiklah, hiks...” Mariya segera memutuskan sambungan
teleponnya dan memilih untuk tidak keluar rumah sampai keadaan benar-benar
aman.
~(>,<)~
.
~ Promise I’ll be kind
~~ But I won’t stop
~~~ Until that boy is mine
.
Tiit~Tiit~
Baru saja Ryosuke memasukkan ponselnya ke saku celana, alat
komunikasinya itu berbunyi lagi.
From: mirai-shida@docomo.ne.jp
Mail: Ryo-chan, apa kau ada waktu? bisa ke rumahku sekarang?
Dengan rasa penasaran Ryosuke membalas email kekasihnya itu,
Mail: Hai, aku segera kesana.
Mail: Mariya-chan, gomen. Aku akan menemuimu
setelah aku menemui Mirai-chan. Gomen nasai ne~
Ryosuke keluar rumahnya dengan masker dan kacamata hitam
yang sempurna menutupi wajahnya. Lengkap dengan topi hitam agar orang tak
menyadari keberadaannya sebagai Yamada Ryosuke.
Sayang sekali, dugaan Ryosuke salah. Tanpa ia sadari, seorang
perempuan misterius tengah mengawasinya dari kejauhan. Gadis itu melihat
Ryosuke dari balik lensa teropongnya. Entah apa yang akan ia lakukan
selanjutnya~
~(>,<)~
.
~ Chase you down
~~ Until
~~~ You love me
.
“Jadi, apa yang dia lakukan padamu?” Ryosuke membuka percakapan.
Mirai masih terlihat gemetar dan ketakutan. Sejenak ia hanya diam tak segera
menjawab pertanyaan kekasihnya. Ia menautkan jari-jarinya satu sama lain sambil
terus menggigil. Ryosuke mendekatkan jaraknya dengan Mirai, menarik Mirai ke
pelukannya. “Katakan padaku, apa yang orang itu lakukan padamu, hhmm?” ucap
Ryosuke lembut seraya mengelus rambut hitam Mirai.
“Di... Diaa... Dia mencoba membunuhku... Hiks,” Mirai membenamkan
wajahnya dalam pelukan Ryosuke. “Malam tadi dia mengirimkan email padaku. Dia
bilang dia tidak suka aku berpacaran denganmu dan menjadi pasanganmu dalam
dorama, dia mengancam akan membunuhku jika aku terus berada di sampingmu,” Mirai
berbicara sambil masih terisak-isak. Ia mengatur laju nafasnya lalu melanjutkan
ceritanya, “Lalu, tadi ketika aku sedang berjalan menuju tempat shooting, aku
hampir saja ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang, aku tahu itu perbuatan
yang disengaja, itu pasti ulah orang yang mengirimi aku email,”
Ryosuke melonggarkan pelukannya dan menatap Mirai
dalam-dalam. Ia segera menghapus airmata yang masih menetes dari sudut mata Mirai.
“Gomen nasai ne, gara-gara aku kau harus mengalami hal buruk seperti ini,
hontou ni gomen nasai,” ucap Ryosuke lirih. Jelas sekali dari nada
bicara ia tampak sangat menyesal. “Tapi kau jangan khawatir, aku pasti akan
melindungimu, hhmm. Sudah jangan menangis lagi,”
Mirai mengangguk, “Arigatou Ryo-chan, tapi
jangan menyalahkan dirimu seperti itu. Aku yang memilih untuk bersamamu. Aku
akan terima apapun resikonya,” ujar Mirai sambil melukiskan segaris senyuman.
“Eh, manis sekali kata-katamu, hhmm. Kau belajar dari mana?”
goda Ryosuke. Mirai mencubit pinggang Ryosuke – salah tingkah, pipinya memerah.
“Dasar kau ini... Kau yang mengajariku, kan?”
“Haha, apa benar?”
“Haa, rasakan ini~” Mirai memukulkan bantal ke arah Ryosuke.
“Haha, hentikan Mirai...”
Tiit~Tiit~Tiit~
“Eh, handphonemu menyala,” seketika candaan mereka terhenti
ketika ponsel Ryosuke berbunyi nyaring.
“Hai, moshii-moshii,” Ryosuke segera membuka flip
ponsel dan menjawab panggilan.
“...”
“Apa? Dimana dia sekarang?”
“...”
“Ah, hai. Aku segera kesana,”
Klik...
Ryosuke menutup kembali flip ponselnya. “Mirai-chan, aku harus
segera pergi, ada hal gawat lagi terjadi pada Mariya-chan,” Ryosuke
segera beranjak dan mengenakan jaket hitamnya.
“Ha? Tapi, aku ikut~” rajuk Mirai.
“Ha? Tidak, tidak. Ini berbahaya. Aku tidak tahu orang itu
ada dimana dan apa yang akan dia perbuat selanjutnya. Kau harus tetap disini,
hhmm,”
“Tapi...”
“Sudahlah, aku janji tidak akan apa-apa, dan setelah
urusanku selesai aku akan kembali kesini, ok?” Ryosuke mencubit pipi Mirai
pelan.
“Ah, souka. Baiklah kalau begitu. Ki wo tsukette
ne,”
“Hai, ittekimasu,”
“Itterashaii,”
~(>,<)~
.
~ I’ll be a girl
~~ Backstage
~~~ At your show
.
Ryosuke memasuki sebuah kamar di rumah sakit. Ia melangkah
perlahan mendekati tempat tidur dimana Mariya berbaring dengan perban membalut
beberapa bagian tubuhnya. Ryosuke memperhatikan sosok itu dengan perasaan
menyesal yang begitu mendalam. Kenapa ia menjadi penyebab kesialan bagi orang
lain?
“Tadi ada seseorang yang memanggil Mariya-chan, dan
orang itu terlihat seperti dirimu. Tanpa curiga apapun Mariya-chan
keluar dari rumahnya dan berniat menghampirimu. Tapi, tiba-tiba ia ditabrak
sebuah mobil. Keras sekali,” Keito yang sewaktu kejadian berlangsung memang
kebetulan sedang bersama Mariya menjelaskan kronologisnya kepada Ryosuke.
“Terlihat~ seperti diriku?” tanya Ryosuke ragu.
“Un, aku juga melihatnya. Orang itu memang mirip
denganmu, Ryo-chan,”
“Apa?” Ryosuke menggeleng tak percaya. Ia sungguh tak habis
pikir dengan semua ini. Kenapa seorang fan bisa sampai berbuat seperti itu.
“Sepertinya dia menggunakan ilmu hitam, hhiii~” Keito
bergidik sambil mengelus-elus tengkuknya – ngeri. “Aku rasa kau harus menyewa polisi
atau detektif untuk menyelesaikan masalah ini, Ryo-chan. Orang itu tidak
bisa dibiarkan. Jika tidak, akan ada korban-korban lain yang berjatuhan,” urai
Keito panjang lebar.
Ryosuke hanya mengangguk sambil mengelus-elus dagunya. “Hhhmm~
baiklah. Aku punya rencana. Kau da teman-teman yang lain harus membantuku,”
ujar Ryosuke mantap.
“Eh? Rencana apa?”
“Berkumpul di tempat latihan besok pagi, aku akan jelaskan
rencanaku,”
~(>,<)~
.
~ Cause you’re my rockstar
~~ in between the set
.
Ryosuke berjalan mesra dengan seorang perempuan. Mereka
berangkulan keluar dari kantor Johnny’s Entertainment. Sesekali gadis itu bermanjaan
dengan menyandarkan kepalanya pada bahu Ryosuke.
Sepasang lensa kembali menangkap gambar itu. Mata orang
misterius itu selalu setia mengintai kemanapun Ryosuke melangkah. Ia
bersembunyi di balik dinding gedung Johnny’s Entertainment, mengendap-endap mengikuti
Ryosuke dan pasangannya. Apa yang hendak dilakukan gadis itu hanya ia dan Tuhan
yang tahu.
Gadis itu setengah berlari ketika jaraknya dengan Ryosuke sudah
agak dekat. Ia tampak mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Benda mengkilat
dan tajam – pisau lipat.
Gadis itu baru saja akan menusukkan pisau ke punggung gadis
yang sedang berdampingan dengan Ryosuke,
Hap~
Yuto menangkap pergelangan tangannya dan mencengkeramnya keras-keras.
“Hah?” gadis itu menoleh – kaget. “Ittai,” ia
meringis. Yuto masih mempertahankan cengkeramannya.
“Mau apa kau, hah?” Yuto melotot.
Ryosuke dan gadis yang bersamanya berbalik, “Konnichiwa,”
sapa Yuuri – gadis yang bersama Ryosuke itu ternyata Yuuri yang menyamar. Sekali
lagi gadis penguntit itu tampak kaget.
Cliing~
Yuto menjatuhkan pisau dari genggaman gadis itu. Ia menekuk
tangan gadis itu di belakang punggungnya sambil terus memegangi takut-takut ia berontak
dan melarikan diri.
Ryosuke menghampiri gadis yang masih meronta berusaha
melepaskan diri dari genggaman Yuto.
“Apa kabar, my biggest fan?” sapa Ryosuke dengan
wajah dingin. “Apa maksudmu melakukan semua ini, hah?” nada suaranya kini agak
naik beberapa oktaf. Wajah manisnya pun terlihat sangat menyeramkan kali ini.
“Aku... Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya menyukaimu,
Ryosuke...” gadis itu menundukkan pandangannya.
“Apa maksudmu menyukaiku? Kau selalu menggangguku, tahu?!
Apa pantas kau disebut sebagai fangirl?!” Ryosuke agak berteriak sekarang.
“Hiks...” gadis itu menitikkan air mata. “Aku menyayangimu,
mengagumimu... Aku, aku sangat memujamu, apa kau tahu itu?”
“Dengar ya, gadis aneh! Apa yang ada di pikiranmu sampai kau
bisa berbuat seperti itu dan mengatasnamakan kekagumanmu padaku? Perbuatanmu
bukan hanya mengusik dan mengganggu ketenanganku, tapi juga mencelakai orang-orang
di sekitarku, orang-orang yang aku sayangi,”
Gadis itu hanya terdiam sambil terus terisak.
Ryosuke melanjutkan kalimatnya, “Jika kau memang benar-benar
menyukaiku, bertindaklah sewajarnya. Seperti fangirl yang lain. Jangan melakukan
hal yang membahayakan orang lain,” Ryosuke menarik nafas panjang dan menghembuskannya
perlahan. Kalau saja yang ada di hadapannya itu seorang laki-laki, pasti sudah
ia tinju dari tadi.
“Aku juga manusia biasa,” nada bicaranya kini terdengar
lebih tenang. “Aku punya kehidupan sendiri di luar kesibukanku sebagai artis.
Aku punya privasi dan aku berhak untuk mendapatkan ketenangan. Berhentilah
menguntitku dan jangan mengganggu orang-orang terdekatku lagi!”
Gadis itu jatuh berlutut dan menangis. “Ryosuke...” ia
berkata lirih.
Ngiing~Ngiing~Ngiing~
Tak lama setelah itu Takaki datang dengan beberapa orang polisi
bersamanya. Polisi yang datang segera membekuk gadis yang masih berlinang air
mata itu. Tangannya diborgol dan ia digiring ke mobil polisi. Gadis itu menoleh
ke arah Ryosuke dan bergumam, “Aku tidak akan berhenti untuk mengagumimu,
Ryosuke. You are my ichiban,”
.
~ Purple tear drop
~~ I cry
~~~ Loving you is cherry pie
.
~(>,<)~
=The End=
Glosarium:
-san: akhiran di belakang nama, ditujukan
kepada orang yang dihormati atau belum terlalu akrab.
Surprise: kejutan
Ohayou: Selamat pagi
Genki desuka: Apa kabar
-chan: Akhiran di belakang nama untuk orang
yang sudah akrab
Leader: pemimpin
Ikou: ayo
Hai: baik, iya
Doushite: kenapa
Gomen/gomen nasai: maaf
Hontou ni gomen nasai: sungguh minta maaf
Arigatou: terima kasih
Moshii-moshii: Halo, diucapkan di telepon
Souka: begitu
Ki wo tsukette: Hati-hati
Ittekimasu: Aku pergi dulu
Itterashaii: Hati-hati
Un: Ya
Ittai: sakit
Konnichiwa: Hai
My biggest fan: penggemar beratku
You are my ichiban: kau yang terbaik untukku
keep writing asy chan (^^)
BalasHapuswaktu liat Genrenya Angst, kk pikir bakal sad ending... taunya nggak.. :)
ceritanya keren~
hai, neechan~ ^^
Hapushehe~ iaa, ittu akku bingung nentuin genre nya >,<
hontou? makasiih kak ^^ #bows