To make easy, Click the categories that you want to see^^

Selasa, 12 Juni 2012

[Fanfiction] Fanatic! {Indonesian Version}


Title         : Fanatic! >o<
Categories    : OneShot
Genre         : Angst (Tragedy)- Crime – General
Rating        : PG-15 – Teenager [mungkin]
Theme song    : Paparazzi – Lady Gaga
Author        : Rizuki Yamazaki a.k.a Zakiyah
Cast[s]       :
  1. All Hey!Say!JUMP members
  2. Shida Mirai
  3. Nishiuchi Mariya
  4. Johnny Kitagawa
  5. Cast yang satu ini rahasia
Disclaimer! : All casts adalah tokoh idola yang saya pinjam untuk memerankan fanfic saya [Meski tanpa izin >,<]. Ide cerita hanyalah fiktif/khayalan penulis belaka. Jika terdapat kesamaan latar maupun jalan cerita, maka itu merupakan ketidaksengajaan.  

Note: Jika anda menemukan ketidakjelasan di awal, di tengah, atau di akhir cerita [singkatnya: kalo ceritanya gaje], itu hanya salah satu aspek ke’amatir’an author [mafhum, masih belajar]. After all, happy reading, minna san! ^^
Synopsis: Mempunyai penggemar adalah resiko seorang artis. Tapi, apa jadinya kalau memiliki penggemar fanatik yang berani berbuat apa saja sampai membahayakan nyawa orang lain? Itulah yang dialami Yamada Ryosuke. Bagaimana ia menghadapi ulah penggemar fanatiknya itu? Dan berhasilkah Yamada menghentikan tindakan penggemarnya?
“Aku juga manusia biasa,” nada bicaranya kini terdengar lebih tenang. “Aku punya kehidupan sendiri di luar kesibukanku sebagai artis. Aku punya privasi dan aku berhak untuk mendapatkan ketenangan...”  

~(>,<)~
#Author’s POV
.
~ I am
~~ Your
~~~ Biggest fan
.
“Lagi??!!??” teriak Ryosuke – kaget. “Tapi, kenapa?” suaranya kini terdengar melemah.
“Aku tidak tahu. Tumpukan surat itu bahkan sudah ada di depan pintu sebelum para pegawai datang,” terang Kitagawa-san.
“Hhhh~,” Ryosuke masih menundukkan wajahnya. Tak percaya pada seseorang yang tega mengirimkan surat-surat kaleng itu padanya. Bukan sekedar surat dari fans untuk idolanya, tapi lebih tepat disebut surat ancaman!
Bagaimana tidak, Ryosuke merasa dirinya jadi tidak aman dengan keberadaan orang yang sudah berkali-kali mengirimkan surat itu ke kantor Johnny’s Entertainment. Isinya bukan hanya mengutarakan kekaguman dirinya pada sosok Yamada Ryosuke, tapi juga mengungkapkan bahwa ia sudah menyiapkan beberapa ‘surprise’ yang sama sekali takkan terduga oleh siapapun.
~(>,<)~
.
~ I’ll
~~ Follow you
~~~ Until you love me
.
“Ini gilaa!!” teriak Ryosuke kesal sambil mengacak-acak rambutnya. Ia menunduk dengan menelungkupkan kedua tangan di kepalanya. “Bagaimana bisa ia melakukan ini padaku? Ssshh~” Ryosuke semakin membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya yang ia tekuk sampai mengenai wajahnya.
Kesembilan temannya yang baru saja datang ke ruang latihan itu heran melihat Ryosuke yang sedang duduk tertunduk di pojok ruangan. Daiki menghampiri Ryosuke, “Ohayou,” sapanya seraya meletakkan tas selempangnya di samping Ryosuke. Ryosuke mengangkat wajahnya pelan, “Ohayou,” jawabnya lesu.
Genki desuka, Ryo-chan?” Yuuri ikut menghampiri kawannya yang terlihat kelabu pagi itu.
“Tidak terlalu baik,” jawabnya masih dengan nada oktaf rendah.
“Apa masih masalah yang kemarin?” Ryu tak mau ketinggalan menggali informasi tentang sahabatnya itu. Ryosuke tak menjawab, hanya memberi anggukan kecil.
“Kali ini apa yang dilakukannya?” Kei juga tak mau kalah.
“Dia mengirimkan surat kaleng lagi,”
“Haa~ sungguh pantang menyerah, ck~” Hikaru berdecak sendiri.
“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Orang seperti itu hanya bisa menggertak,” Yabu sang leader nan bijaksana segera mencairkan suasana yang sudah terasa semakin kaku. “Sebaiknya sekarang kita segera latihan saja, ikou~”
Hai, ikou,” kesembilan jejaka imut itu pun segera menuju ke tengah ruangan. Ryu mundur lagi beberapa langkah melihat Ryosuke yang masih belum beranjak dari posisinya semula.
“Ryo-chan, ikou~!” Ryu mengulurkan tangannya ke arah Ryosuke. Ryosuke menyambut uluran tangan Ryu dan dengan tersenyum ia pun beranjak bergabung dengan teman-temannya.
One~Two~Three~
Tap~Tap~Tap~
Musik mengalun, kesepuluh pemuda itu meliuk-liukkan tubuhnya membentuk formasi dan gerakan dance yang sempurna sambil melantunkan lirik lagu mereka.
~(>,<)~
.
~ Baby,
~~ there’s no other superstar
~~~ You know, that I’ll be
.
 “Ryosuke,” sapa gadis bersuara lembut itu dari seberang sana sesaat setelah Ryosuke mengangkat teleponnya.
Hai, doushite Mariya-chan?”
“Ada yang mengirimkan bangkai ayam ke rumahku,”
“Apa??!?” teriak Ryosuke kaget. “Ba... Bagaimana bisa?”
“Tidak tahu, orang itu juga mengirimkan surat yang berisi ancaman. Dia bilang karena aku sudah lancang menjadi pasanganmu di cover majalah, maka dia akan terus menerorku. Ryo-chan, aku takut.. Hiks,” jelas Mariya panjang lebar – dia terisak.
Ryosuke tertegun mendengar penjelasan Mariya yang menyeramkan. “Ah, aku minta kau tenang dulu Mariya-chan. Aku akan segera menemuimu, hhmm?” Ryosuke berusaha menenangkan hati wanita di seberang teleponnya.
“Baiklah, hiks...” Mariya segera memutuskan sambungan teleponnya dan memilih untuk tidak keluar rumah sampai keadaan benar-benar aman.
~(>,<)~
.
~ Promise I’ll be kind
~~ But I won’t stop
~~~ Until that boy is mine
.
Tiit~Tiit~
Baru saja Ryosuke memasukkan ponselnya ke saku celana, alat komunikasinya itu berbunyi lagi.
Mail: Ryo-chan, apa kau ada waktu? bisa ke rumahku sekarang?
Dengan rasa penasaran Ryosuke membalas email kekasihnya itu,
Mail: Hai, aku segera kesana.
Mail: Mariya-chan, gomen. Aku akan menemuimu setelah aku menemui Mirai-chan. Gomen nasai ne~
Ryosuke keluar rumahnya dengan masker dan kacamata hitam yang sempurna menutupi wajahnya. Lengkap dengan topi hitam agar orang tak menyadari keberadaannya sebagai Yamada Ryosuke.
Sayang sekali, dugaan Ryosuke salah. Tanpa ia sadari, seorang perempuan misterius tengah mengawasinya dari kejauhan. Gadis itu melihat Ryosuke dari balik lensa teropongnya. Entah apa yang akan ia lakukan selanjutnya~
~(>,<)~
.
~ Chase you down
~~ Until
~~~ You love me
.
“Jadi, apa yang dia lakukan padamu?” Ryosuke membuka percakapan. Mirai masih terlihat gemetar dan ketakutan. Sejenak ia hanya diam tak segera menjawab pertanyaan kekasihnya. Ia menautkan jari-jarinya satu sama lain sambil terus menggigil. Ryosuke mendekatkan jaraknya dengan Mirai, menarik Mirai ke pelukannya. “Katakan padaku, apa yang orang itu lakukan padamu, hhmm?” ucap Ryosuke lembut seraya mengelus rambut hitam Mirai.
“Di... Diaa... Dia mencoba membunuhku... Hiks,” Mirai membenamkan wajahnya dalam pelukan Ryosuke. “Malam tadi dia mengirimkan email padaku. Dia bilang dia tidak suka aku berpacaran denganmu dan menjadi pasanganmu dalam dorama, dia mengancam akan membunuhku jika aku terus berada di sampingmu,” Mirai berbicara sambil masih terisak-isak. Ia mengatur laju nafasnya lalu melanjutkan ceritanya, “Lalu, tadi ketika aku sedang berjalan menuju tempat shooting, aku hampir saja ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang, aku tahu itu perbuatan yang disengaja, itu pasti ulah orang yang mengirimi aku email,”
Ryosuke melonggarkan pelukannya dan menatap Mirai dalam-dalam. Ia segera menghapus airmata yang masih menetes dari sudut mata Mirai. “Gomen nasai ne, gara-gara aku kau harus mengalami hal buruk seperti ini, hontou ni gomen nasai,” ucap Ryosuke lirih. Jelas sekali dari nada bicara ia tampak sangat menyesal. “Tapi kau jangan khawatir, aku pasti akan melindungimu, hhmm. Sudah jangan menangis lagi,”
Mirai mengangguk, “Arigatou Ryo-chan, tapi jangan menyalahkan dirimu seperti itu. Aku yang memilih untuk bersamamu. Aku akan terima apapun resikonya,” ujar Mirai sambil melukiskan segaris senyuman.
“Eh, manis sekali kata-katamu, hhmm. Kau belajar dari mana?” goda Ryosuke. Mirai mencubit pinggang Ryosuke – salah tingkah, pipinya memerah.
“Dasar kau ini... Kau yang mengajariku, kan?”
“Haha, apa benar?”
“Haa, rasakan ini~” Mirai memukulkan bantal ke arah Ryosuke.
“Haha, hentikan Mirai...”

Tiit~Tiit~Tiit~          

“Eh, handphonemu menyala,” seketika candaan mereka terhenti ketika ponsel Ryosuke berbunyi nyaring.
Hai, moshii-moshii,” Ryosuke segera membuka flip ponsel dan menjawab panggilan.
“...”
“Apa? Dimana dia sekarang?”
“...”
“Ah, hai. Aku segera kesana,”
Klik... Ryosuke menutup kembali flip ponselnya. “Mirai-chan, aku harus segera pergi, ada hal gawat lagi terjadi pada Mariya-chan,” Ryosuke segera beranjak dan mengenakan jaket hitamnya.
“Ha? Tapi, aku ikut~” rajuk Mirai.
“Ha? Tidak, tidak. Ini berbahaya. Aku tidak tahu orang itu ada dimana dan apa yang akan dia perbuat selanjutnya. Kau harus tetap disini, hhmm,”
“Tapi...”
“Sudahlah, aku janji tidak akan apa-apa, dan setelah urusanku selesai aku akan kembali kesini, ok?” Ryosuke mencubit pipi Mirai pelan.
“Ah, souka. Baiklah kalau begitu. Ki wo tsukette ne,”
Hai, ittekimasu,”
Itterashaii,”
~(>,<)~
.
~ I’ll be a girl
~~ Backstage
~~~ At your show
.
Ryosuke memasuki sebuah kamar di rumah sakit. Ia melangkah perlahan mendekati tempat tidur dimana Mariya berbaring dengan perban membalut beberapa bagian tubuhnya. Ryosuke memperhatikan sosok itu dengan perasaan menyesal yang begitu mendalam. Kenapa ia menjadi penyebab kesialan bagi orang lain?
“Tadi ada seseorang yang memanggil Mariya-chan, dan orang itu terlihat seperti dirimu. Tanpa curiga apapun Mariya-chan keluar dari rumahnya dan berniat menghampirimu. Tapi, tiba-tiba ia ditabrak sebuah mobil. Keras sekali,” Keito yang sewaktu kejadian berlangsung memang kebetulan sedang bersama Mariya menjelaskan kronologisnya kepada Ryosuke.
“Terlihat~ seperti diriku?” tanya Ryosuke ragu.
Un, aku juga melihatnya. Orang itu memang mirip denganmu, Ryo-chan,”
“Apa?” Ryosuke menggeleng tak percaya. Ia sungguh tak habis pikir dengan semua ini. Kenapa seorang fan bisa sampai berbuat seperti itu.
“Sepertinya dia menggunakan ilmu hitam, hhiii~” Keito bergidik sambil mengelus-elus tengkuknya – ngeri. “Aku rasa kau harus menyewa polisi atau detektif untuk menyelesaikan masalah ini, Ryo-chan. Orang itu tidak bisa dibiarkan. Jika tidak, akan ada korban-korban lain yang berjatuhan,” urai Keito panjang lebar.
Ryosuke hanya mengangguk sambil mengelus-elus dagunya. “Hhhmm~ baiklah. Aku punya rencana. Kau da teman-teman yang lain harus membantuku,” ujar Ryosuke mantap.
“Eh? Rencana apa?”
“Berkumpul di tempat latihan besok pagi, aku akan jelaskan rencanaku,”
~(>,<)~
.
~ Cause you’re my rockstar
~~ in between the set
.
Ryosuke berjalan mesra dengan seorang perempuan. Mereka berangkulan keluar dari kantor Johnny’s Entertainment. Sesekali gadis itu bermanjaan dengan menyandarkan kepalanya pada bahu Ryosuke.
Sepasang lensa kembali menangkap gambar itu. Mata orang misterius itu selalu setia mengintai kemanapun Ryosuke melangkah. Ia bersembunyi di balik dinding gedung Johnny’s Entertainment, mengendap-endap mengikuti Ryosuke dan pasangannya. Apa yang hendak dilakukan gadis itu hanya ia dan Tuhan yang tahu.
Gadis itu setengah berlari ketika jaraknya dengan Ryosuke sudah agak dekat. Ia tampak mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Benda mengkilat dan tajam – pisau lipat.
Gadis itu baru saja akan menusukkan pisau ke punggung gadis yang sedang berdampingan dengan Ryosuke,

Hap~

Yuto menangkap pergelangan tangannya dan mencengkeramnya keras-keras.
“Hah?” gadis itu menoleh – kaget. “Ittai,” ia meringis. Yuto masih mempertahankan cengkeramannya.
“Mau apa kau, hah?” Yuto melotot.
Ryosuke dan gadis yang bersamanya berbalik, “Konnichiwa,” sapa Yuuri – gadis yang bersama Ryosuke itu ternyata Yuuri yang menyamar. Sekali lagi gadis penguntit itu tampak kaget.

Cliing~

Yuto menjatuhkan pisau dari genggaman gadis itu. Ia menekuk tangan gadis itu di belakang punggungnya sambil terus memegangi takut-takut ia berontak dan melarikan diri.
Ryosuke menghampiri gadis yang masih meronta berusaha melepaskan diri dari genggaman Yuto.     
“Apa kabar, my biggest fan?” sapa Ryosuke dengan wajah dingin. “Apa maksudmu melakukan semua ini, hah?” nada suaranya kini agak naik beberapa oktaf. Wajah manisnya pun terlihat sangat menyeramkan kali ini.
“Aku... Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya menyukaimu, Ryosuke...” gadis itu menundukkan pandangannya.
“Apa maksudmu menyukaiku? Kau selalu menggangguku, tahu?! Apa pantas kau disebut sebagai fangirl?!” Ryosuke agak berteriak sekarang.
“Hiks...” gadis itu menitikkan air mata. “Aku menyayangimu, mengagumimu... Aku, aku sangat memujamu, apa kau tahu itu?”
“Dengar ya, gadis aneh! Apa yang ada di pikiranmu sampai kau bisa berbuat seperti itu dan mengatasnamakan kekagumanmu padaku? Perbuatanmu bukan hanya mengusik dan mengganggu ketenanganku, tapi juga mencelakai orang-orang di sekitarku, orang-orang yang aku sayangi,”
Gadis itu hanya terdiam sambil terus terisak.
Ryosuke melanjutkan kalimatnya, “Jika kau memang benar-benar menyukaiku, bertindaklah sewajarnya. Seperti fangirl yang lain. Jangan melakukan hal yang membahayakan orang lain,” Ryosuke menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kalau saja yang ada di hadapannya itu seorang laki-laki, pasti sudah ia tinju dari tadi.
“Aku juga manusia biasa,” nada bicaranya kini terdengar lebih tenang. “Aku punya kehidupan sendiri di luar kesibukanku sebagai artis. Aku punya privasi dan aku berhak untuk mendapatkan ketenangan. Berhentilah menguntitku dan jangan mengganggu orang-orang terdekatku lagi!”
Gadis itu jatuh berlutut dan menangis. “Ryosuke...” ia berkata lirih.

Ngiing~Ngiing~Ngiing~

Tak lama setelah itu Takaki datang dengan beberapa orang polisi bersamanya. Polisi yang datang segera membekuk gadis yang masih berlinang air mata itu. Tangannya diborgol dan ia digiring ke mobil polisi. Gadis itu menoleh ke arah Ryosuke dan bergumam, “Aku tidak akan berhenti untuk mengagumimu, Ryosuke. You are my ichiban,
.
~ Purple tear drop
~~ I cry
~~~ Loving you is cherry pie
.
~(>,<)~
=The End=
Glosarium:
-san: akhiran di belakang nama, ditujukan kepada orang yang dihormati atau belum terlalu akrab.
Surprise: kejutan
Ohayou: Selamat pagi
Genki desuka: Apa kabar
-chan: Akhiran di belakang nama untuk orang yang sudah akrab
Leader: pemimpin
Ikou: ayo
Hai: baik, iya
Doushite: kenapa
Gomen/gomen nasai: maaf
Hontou ni gomen nasai: sungguh minta maaf
Arigatou: terima kasih
Moshii-moshii: Halo, diucapkan di telepon
Souka: begitu
Ki wo tsukette: Hati-hati
Ittekimasu: Aku pergi dulu
Itterashaii: Hati-hati
Un: Ya
Ittai: sakit
Konnichiwa: Hai
My biggest fan: penggemar beratku
You are my ichiban: kau yang terbaik untukku

2 komentar:

  1. keep writing asy chan (^^)

    waktu liat Genrenya Angst, kk pikir bakal sad ending... taunya nggak.. :)

    ceritanya keren~

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai, neechan~ ^^

      hehe~ iaa, ittu akku bingung nentuin genre nya >,<

      hontou? makasiih kak ^^ #bows

      Hapus

Please leave your comment, minna san... I really appreciate your respect ^^d
Tinggalkan komentar, jangan datang dan pergi tanpa jejak ^^d

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...